Makanan untuk penderita diabetes melitus perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh. Sebab, salah perhitungan bisa memberikan dampak yang besar. Simak penjelasan GGL berikut mengenai ‘Tepat 3J’ agar diet bisa berjalan dengan baik.
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi saat tubuh tidak mampu lagi mencerna karbohidrat secara normal akibat produksi hormon insulin yang tidak mencukupi.
Karbohidrat yang kita konsumsi dari makanan sehari-hari akan dipecah menjadi gula untuk digunakan sebagai bahan bakar utama bagi sel-sel di dalam tubuh agar kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Hormon insulin berperan sebagai “kunci” bagi gula yang kita konsumsi untuk dapat masuk ke dalam sel. Tanpa kehadiran hormon ini, gula yang kita dapat dari makanan akan tersebar bebas di dalam darah sehingga terjadilah peningkatan gula darah di ambang batas normal.
Walaupun belum ada terapi maupun obat yang dapat menyembuhkan diabetes melitus secara total, penyakit ini masih bisa dikendalikan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, bersamaan dengan olahraga, merupakan elemen penting dalam mengendalikan penyakit diabetes melitus. Berikut ini adalah tips memilih makanan yang tepat untuk penderita diabetes melitus agar dapat menjalani hidup dengan lebih sehat dan menyenangkan.
Daftar Isi artikel
1. Tepat Jumlah
Jumlah asupan kalori bagi penderita diabetes melitus perlu ditentukan untuk mencapai atau mempertahankan berat badan ideal. Berat badan yang berlebihan terbukti dapat memperparah kondisi diabetes melitus, untuk itu kita perlu mengetahui status gizi tubuhmu terlebih dahulu sebelum menghitung asupan kalori dalam sehari. Kebutuhan kalori setiap individu berbeda-beda, hal ini ditentukan berdasarkan jenis kelamin, umur, berat dan tinggi badan serta aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari.
2. Tepat Jenis
Setiap jenis bahan makanan memiliki Indeks Glikemik (IG) yang berbeda-beda. Dalam konsep Indeks Glikemik, setiap bahan makanan yang mengandung karbohidrat diberikan peringkat pada skala 0 – 100. Skala ini digunakan untuk mengurutkan makanan berdasarkan kemampuannya dalam meningkatkan kadar gula darah. Semakin tinggi Indeks Glikemik suatu bahan makanan, semakin cepat pula gula darah naik setelah mengonsumsi makanan tersebut. Untuk itu kita perlu mengganti beberapa bahan makanan sehari-hari yang tinggi IG ke yang lebih rendah.
Selain memperhatikan IG, kita juga perlu memperhatikan komposisi makanan dalam satu piring. Konsep “piring makan T” menggunakan prinsip ¼ bagian diisi oleh karbohidrat, ¼ bagian diisi oleh makanan sumber protein, dan bagian terbesar yakni ½ lainnya diisi sayur dan buah. Sayur dan buah merupakan sumber serat bagi tubuh yang berperan besar dalam menurunkan risiko peningkatan gula darah setelah makan. Selain itu, banyak makanan tinggi serat mengandung antioksidan yang berguna bagi kesehatan, serat juga berperan sebagai “kontrol lapar” karena zat gizi ini membuatmu kenyang lebih lama.
3. Tepat Jadwal
Mengatur jadwal sangat penting dilakukan bagi penderita diabetes melitus. Pengaturan waktu makan yang terjadwal dapat menghindarkan diri dari rasa lapar berlebihan yang mana hal ini membuat kita cenderung untuk mengonsumsi makanan lebih banyak dari yang seharusnya. Penderita diabetes melitus disarankan untuk selalu sarapan 90 menit setelah bangun tidur dan memberikan jeda 4-5 jam untuk jadwal makan berikutnya. Disarankan pula untuk puasa 10 sampai 12 jam di malam hari yakni waktu pada saat tubuh diharuskan untuk tidur. Sebagai contoh, apabila terbangun pukul 07.00 pagi, kita harus membatasi jam makan malam antara 19.00 dan 21.00 setiap hari.
Konsumsi makanan selingan diperbolehkan di antara jam makan utama asalkan tidak mengandung sumber karbohidrat sederhana (mudah diserap tubuh) seperti gula pasir, gula jawa, sirup, selai, dan lainnya. Alangkah lebih baik bila menyisipkan buah segar sebagai makanan selingan karena mengandung serat dan berbagai vitamin yang dibutuhkan tubuh. Tapi jangan lupa untuk tetap memperhatikan IG buah ya, karena buah seperti semangka dan kurma termasuk dalam kategori IG tinggi sehingga tidak aman untuk penderita diabetes melitus.
Selain mengendalikan gula darah melalui makanan, aktivitas fisik juga merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan diabetes melitus. Disaat berolahraga, gula yang berada bebas di dalam darah terserap secara pasif ke dalam otot untuk bergerak. Olahraga secara rutin juga membantu tubuhmu menggunakan hormon insulin secara lebih efisien. Untuk itu, kita bisa memakai aplikasi GGL dengan fitur kalkulator kalori yang dapat menghitung kebutuhan kalori harianmu. GGL juga hadir untuk memastikan kita dapat bergerak aktif melalui program olahraga yang bisa diikuti secara rutin dengan waktu yang fleksibel.