Daging nabati atau plant-based meat adalah makanan olahan, bukan daging, yang dibuat agar tekstur serta rasanya menyerupai daging asli. Inovasi ini juga sudah mulai jadi tren dan opsi bagi para vegetarian untuk menikmati makanan tertentu yang identik dengan daging. Contohnya seperti burger, hot dog, steak, dan sejenisnya. Pertanyaannya kemudian, antara daging asli dan daging nabati, manakah yang lebih baik?
Di Indonesia sendiri tren daging nabati setidaknya dimulai oleh sebuah brand burger yang mulai menjual daging nabati dalam menunya. Sebuah survey yang melibatkan 752 orang dibuat oleh Food Diversity. Survey tersebut memeriksa respons orang Indonesia terhadap daging nabati (kedelai). Sebanyak 78% orang yang pernah mencoba daging nabati tersebut mengakui kalau rasanya enak.
Terlepas rasa dan tekstur yang disebut-sebut berhasil meniru daging asli, mari kita periksa sama-sama apakah daging nabati lebih baik daripada daging asli, serta bisa jadi menu pengganti yang jauh lebih sehat.
Daftar Isi artikel
Bagaimana Daging Nabati atau Plant-Based Meat Dibuat?
Daging nabati dibuat dengan menggunakan bahan-bahan utama (bukan daging) seperti kedelai, gandum, kacang polong, minyak, hingga hidrokoloid (karbohidrat pengental). Metode pengolahan yang umumnya digunakan adalah ekstrusi (temperatur bertekanan tinggi) dan shear-cell (pemangkasan sel).
Kedua metode ini digunakan untuk mengubah struktur protein nabati menjadi struktur protein yang lebih mirip dengan daging asli. Dalam prosesnya, protein kedelai yang paling banyak digunakan untuk menghasilkan rasa dan tekstur mirip daging asli. Lalu ekstrak buah bit, bubuk buah delima, atau leghemoglobin kedelai digunakan untuk menghasilkan warna merah daging segar.
Rasa khas daging juga disebabkan oleh kandungan lemak. Kandungan lemak pada daging nabati didapatkan dari minyak nabati yang digunakan dalam proses pembuatannya. Contohnya seperti minyak bunga matahari atau minyak kanola.
Kandungan Plant-Based Meat
Daging nabati berhasil mencuri perhatian karena klaimnya yang disebut-sebut dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Ini diuji dalam sebuah studi yang melibatkan 36 orang subyek. Hasil akhir studi tersebut menyebutkan bahwa terjadi penurunan pada kadar kolesterol LDL, yang dikenal juga dengan sebutan “kolesterol jahat”.
Dalam data yang dimuat oleh Medical News Today terlihat bahwa total kalori, dan kandungan lemak produk olahan daging asli lebih banyak daripada produk olahan daging nabati. Contoh, burger berbahan daging asli disebutkan memiliki 120-243 kalori, sementara burger berbahan daging nabati memiliki 130-222 kalori. Lalu kandungan lemak burger daging asli sebanyak 5,9-21,5 g. Sementara kandungan lemak burger daging nabati hanya 2,4-12 g.
Terlepas fakta di atas, ternyata ditemukan bahwa sebagian besar produk daging nabati memiliki kandungan garam yang sangat tinggi. Ada satu studi di tahun 2019 yang memeriksa 137 produk daging nabati. Dari produk sebanyak itu hanya 4% saja yang kandungan garamnya tidak terlalu tinggi. Lalu hanya ada 24% yang mengandung vitamin B12, 20% yang mengandung zat besi, dan 18% yang mengandung zinc.
Apakah Plant-Based Meat Sehat?
Produk daging nabati atau plant-based meat yang beredar di pasaran kini bisa sangat berbeda satu sama lain. Ada yang melalui pengolahan sederhana yang masih memiliki banyak manfaat makanan utuh. Sementara produk daging nabati lainnya yang sudah melalui proses pengolahan yang lebih banyak tergolong Ultra Processed Food (UPF). Alhasil nilai kandungan nutrisinya pun tidak sebaik daging asli.
Lalu, apakah daging nabati sehat? Daging nabati bisa jadi pilihan yang lebih sehat selama kamu memilih produk yang tepat, dan menjadikannya sebagai bagian dari diet sehat untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh yang berasal dari daging merah.
Produk daging nabati yang tidak mengandung banyak kandungan tambahan, serta dikonsumsi dalam moderasi bisa memberikan manfaat untuk kesehatan kamu. Itu sebabnya kamu perlu memeriksa informasi nilai gizi pada produk daging nabati sebelum membeli.
Selain itu perlu diingat juga bahwa ada perbedaan mendasar antara daging asli atau daging nabati. Ada kandungan nutrisi dari makanan hewani yang tidak dimiliki oleh makanan nabati. Ini termasuk vitamin B12, kreatin, carnosine, vitamin D3, DHA, heme (zat besi hewani), dan taurine.
Jadi, antara daging asli dan daging nabati, mana yang lebih baik? Jawabannya sudah pasti daging asli (makanan utuh hewani). Seperti yang sudah seringkali diingatkan oleh GGL, jika kamu masih memungkinkan, sebaiknya tetap mengonsumsi makanan utuh, yang termasuk daging asli. Kalaupun tidak bisa mengonsumsi daging, kamu bisa mendapatkan asupan protein, zat besi, atau mikronutrien lain dari sumber makanan nabati utuh.