Apa itu MSG? Kebanyakan orang pasti tahu penyedap rasa yang sangat populer di Indonesia ini. Bahkan Indonesia tercatat sebagai negara produsen MSG kedua yang paling banyak mengekspor MSG (16% dari total konsumsi MSG dunia). Meski begitu masih banyak yang mempertanyakan apakah MSG aman dikonsumsi, termasuk saat sedang diet.
Pertanyaan tersebut muncul karena konsumsi MSG sering dikaitkan dengan gangguan kondisi kesehatan. Beberapa efek samping konsumsi MSG yang sering disebutkan ini termasuk memicu alergi, mengganggu kerja otak, menyebabkan sakit kepala atau migrain, serta obesitas. Apakah benar demikian? Berikut ulasan selengkapnya.
Daftar Isi artikel
Apa itu MSG?
Monosodium glutamate atau MSG adalah kombinasi antara sodium (garam) dengan asam glutamat. Selain produk MSG yang kita kenal dengan sebutan vetsin atau micin, sebenarnya MSG juga bisa didapat secara alami. Asam glutamat sendiri disebutkan secara alami ada di dalam tubuh kita dan beberapa jenis makanan tertentu.
Seorang profesor asal Jepang, Kikunae Ikeda adalah orang pertama yang berhasil mengekstrak glutamat di tahun 1908. Ikeda lalu mengajukan paten untuk memproduksi MSG secara komersial. MSG yang diekstrak oleh Ikeda ini diambil dari kaldu rumput laut yang kaya glutamat. Dulu MSG diproduksi dengan proses kristalisasi, namun sekarang MSG diproduksi dengan cara fermentasi.
Kehadiran MSG ini disebut-sebut menghadirkan cita rasa baru selain manis, asin, asam, dan pahit. Rasa yang dimiliki oleh MSG ini disebut umami. Umami memberikan rasa yang lebih lezat dan enak di lidah. Tidak heran kalau makanan yang memakai MSG rasanya jauh lebih nikmat.
Mitos dan Fakta Seputar MSG
Terlepas dari rasa lezat yang diberikan MSG pada makanan, masih ada banyak orang yang khawatir untuk menggunakan MSG. Salah satu alasannya karena MSG disebut-sebut jadi penyebab beberapa gangguan kesehatan. Apa benar demikian? Mari kita periksa satu per satu.
Pertama, konsumsi MSG sering disebut berdampak buruk pada otak. Namun sebuah studi justru menunjukkan bahwa kandungan glutamat pada MSG tidak melewati atau masuk ke dalam sistem otak. Seperti makanan lainnya, MSG dicerna dalam sistem pencernaan.
Studi yang sama juga menyebutkan bahwa glutamat yang ditemukan pada aliran darah hanya sedikit sekali. Ini pun bukan karena penyerapan glutamat yang asalnya dari makanan atau MSG.
Kedua, konsumsi MSG dapat menyebabkan sakit kepala atau migrain. Faktanya, sebuah riset yang dirilis oleh American Headache Society di tahun 2018 menyebutkan bahwa MSG bukanlah penyebab sakit kepala atau migrain.
Antara 227 subyek, 220 tidak menunjukkan bahwa MSG memicu sakit kepala atau migrain, sementara 7 subyek lainnya hanya menunjukkan peningkatan risiko terjadinya migrain.
Ketiga, MSG dapat memicu reaksi alergi. Beberapa orang yang mengonsumsi MSG bisa mengalami gejala yang serupa alergi. Namun, ini tidak sepenuhnya bisa disebut alergi karena gejala yang timbul disebutkan tidak melibatkan kekebalan tubuh.
Kondisi ini disebut dengan istilah Sindrom Sensitivitas MSG (MSG Sensitivity Syndromme) yang hanya dialami tidak lebih dari 1% orang dari total populasi.
Keempat, konsumsi MSG dapat menyebabkan obesitas. Prasangka ini muncul dengan pemahaman bahwa MSG dapat membuat makanan makin enak, maka kemungkinan terjadi overeating yang dapat berujung pada obesitas juga makin besar.
Namun dalam sebuah studi ditemukan bahwa umami, yakni rasa yang dimiliki MSG ini dapat meningkatkan rasa kenyang serta menekan rasa lapar setelah makan.
Selain itu, banyaknya laporan efek negatif MSG terhadap kesehatan ternyata tidak cukup relevan. Ini karena laporan-laporan tersebut mengacu pada penggunaan MSG dengan dosis berlebihan. Dosis tersebut lebih banyak daripada jumlah MSG yang normalnya dikonsumsi dengan moderasi oleh orang-orang.
Konsumsi MSG Saat Diet
Jadi, apakah MSG aman dikonsumsi? Setelah tahu apa itu MSG dan fakta seputar konsumsinya, dapat dipastikan kalau MSG aman untuk dikonsumsi baik saat sedang diet maupun tidak. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga sudah menjamin hal ini.
Mengacu dari regulasi yang dikeluarkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat dan The Joint FAO/WHO Expert Committee of Food Additives (JECFA). MSG ditetapkan sebagai bahan makanan yang sama amannya dengan garam, cuka, juga baking powder.
Menggunakan MSG untuk makanan kita saat sedang diet tidak menjadi masalah. Selama kita tetap makan makanan sesuai dengan porsi dan tidak berlebihan. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah saran batasan penggunaan MSG dalam sehari. Kita dianjurkan hanya menggunakan MSG sebanyak 30 mg/kg berat badan per hari.
Selain itu hal yang lebih penting lagi selama melakukan diet adalah memperhatikan makanan kita. Pastikan untuk mengonsumsi makanan utuh untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan tetap merasa kenyang selama diet. Kita juga bisa bergabung dengan komunitas GGL, dan belajar dari para member soal diet sehat seimbang yang benar.