Pada saat memilih makanan yang dijual di pasaran, jarang di antara kita mau untuk menyempatkan diri membaca tabel Informasi Nilai Gizi yang biasanya terdapat di belakang kemasan. Padahal informasi tersebut sangat penting untuk kita ketahui, terutama bagi yang sedang dalam program penurunan berat badan atau yang sedang dalam pembatasan zat gizi tertentu karena alasan kesehatan.
Melihat pentingnya hal tersebut, penting untuk kita bahas bersama-sama cara membaca informasi nilai gizi pada makanan guna membantumu memilih pola makan yang sehat.
Pada label Infomasi Nilai Gizi berikut, GGL telah mewarnai bagian tertentu untuk membantu kita fokus pada area yang akan dijelaskan secara rinci. Perlu diingat ya, bahwa bagian berwarna ini tidak ada pada label makanan yang sebenarnya jadi kita harus menyimak dan mengingatnya sekarang.
Daftar Isi artikel
1. Lihat Takaran Saji
Saat melihat label Informasi Nilai Gizi, hal pertama yang akan kita lihat adalah takaran saji. Takaran saji mencerminkan jumlah makanan yang biasa orang makan atau minum dan bukan rekomendasi berapa banyak kita harus makan atau minum. Selain itu takaran saji menggunakan satuan Ukuran Rumah Tangga (URT), yakni satuan yang memudahkan kita untuk memprediksi jumlahnya seperti dalam cangkir, keping, potongan, sendok makan, dan sebagainya, kemudian diikuti dengan jumlah metrik misalnya dalam gram (g).
Penting untuk diketahui bahwa kandungan kalori dan zat gizi yang tercantum di label tersebut adalah jumlah dalam satu sajian bukan dalam satu bungkus makanan. Dalam contoh di atas nilai kalori dan zat gizi berlaku untuk 2 keping produk, sehingga apabila kita menghabiskan 6 keping berarti kita telah menerima 570 kalori/kkal (tiga kali kalori dan zat gizi yang ditunjukkan pada label sampel).
2. Cek Kalori
Kalori memberikan informasi ukuran berapa banyak energi yang didapatkan dari satu porsi makanan. Sebagai contoh ada 190 kkal (kalori) dalam 2 keping makanan, itu berarti apabila kita menghabiskan satu bungkus makanan, kita harus mengalikkan jumlah kalori yang tercantum dengan jumlah sajian per kemasan, dengan perhitungan 5 x 190 = 950 kkal.
3. Kurangi Beberapa Zat Gizi
Dalam membaca label Informasi Zat Gizi, kita perlu memperhatikan beberapa zat gizi yang perlu dibatasi seperti lemak total, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, dan sodium (natrium). Hal ini terkait dengan efek kesehatan yang merugikan apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak seperti peningkatan risiko penyakit kardiovaskular maupun tekanan darah tinggi.
4. Dapatkan Beberapa Zat Gizi dalam Jumlah Cukup
Beberapa zat gizi yang perlu didapatkan lebih banyak antara lain serat pangan, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi yang mana nutrisi tersebut berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan seperti pencernaan oleh serat pangan, mengurangi risiko osteoporosis oleh kalsium dan vitamin D, serta kejadian anemia dengan asupan zat besi yang cukup.
5. Persen AKG
Kita tidak perlu bingung untuk mengetahui apakah zat gizi tersebut termasuk banyak atau sedikit apabila dibandingkan dengan kebutuhanmu karena persen AKG (% AKG) sudah menghitung untuk kita. Persentase ini adalah persentase nilai harian untuk setiap nutrisi dalam satu porsi makanan yang skalanya 0 – 100% AKG.
Secara umum % AKG dibagi menjadi dua, 5% AKG atau kurang dianggap rendah sedangkan 20% AKG atau lebih dianggap tinggi, maka dari itu penting untuk memperhatikan zat gizi yang harus dibatasi seperi lemak, kolesterol, maupun sodium untuk tetap berada di angka <5%. Sebaliknya zat gizi yang diperlukan sebaiknya ada di persentase 20% atau lebih. Namun angka kecukupan ini berdasarkan rata-rata kebutuhan kalori orang dewasa yakni 2000 kkal.
Mengenal Klaim Produk
- Makanan dengan label “Organik” banyak dijual di pasaran dan memberikan kesan bahwa produk tersebut unggul dalam zat gizi. Padahal pengertian organik adalah penanganan pada saat tumbuhan atau hewan tersebut dirawat dengan tanpa menggunakan bahan kimia seperti pestisida dan pupuk sintetis pada tumbuhan maupun pakan kualitas tinggi dan menghindari penggunaan antibiotik pada hewan. Klaim “Organik” sama sekali tidak berhubungan dengan zat gizi yang lebih tinggi atau lebih stabil.
- Dalam produk yang dijual, kita pasti pernah mendengar klaim “Rendah lemak” “Bebas Lemak” maupun klaim lainnya yang menonjolkan bahwa produk tersebut memiliki kandungan lemak yang lebih rendah diantara produk kemasan lainnya. Padahal terkadang label “bebas lemak” biasanya akan memiliki rasa yang kurang enak. Oleh sebab itu, perusahaan makanan akan menambahkan komponen lain seperti gula, tepung, pengental, maupun garam untuk membuat rasa makanan lebih dapat diterima. Namun semua bahan tersebut turut menyumbang kalori.
- Jika tidak melihat kata “gula” pada komposisi bahan makanan, bukan berarti makanan yang kita beli bebas dari gula. Gula memiliki banyak nama yang berbeda, sehingga memudahkan produsen untuk menyembunyikan berapa banyak gula yang sebernarnya ada di dalam produk. Beberapa ada yang ditulis dengan bahasa yang lebih kita pahami seperti gula merah, gula tebu, maupun gula kelapa. Namun ada juga nama-nama lain yang kurang familiar seperti maltodekstrin, maltose, sukrosa, dan lainnya.
Semua klaim yang diajukan oleh berbagai produk memiliki tujuan untuk membentuk persepsi baik bagi calon konsumen. Klaim kesehatan yang berfokus pada penghapusan zat-zat negatif seperi “rendah lemak” atau “rendah gula” terbukti dapat meningkatkan kepercayaan konsumen bahwa makanan tersebut akan sehat dan enak.
Namun, kita harus selektif dalam memilih makanan, terutama apabila kita memiliki tujuan tertentu seperti meningkatkan kesehatan atau penurunan berat badan. Jadi jangan lupa untuk membaca Informasi Nilai Gizi sebelum membeli produk makanan atau minuman. Gunakan aplikasi GGL juga untuk memastikan asupan kalori dan zat gizi lainnya sesuai dengan kebutuhan.