Camilan dengan tambahan coklat selalu jadi favorit banyak orang. Namun karena rasanya yang manis, banyak orang bertanya-tanya apakah makan coklat bisa menambah berat badan?
Selain rasa yang manis karena tinggi gula, coklat juga umumnya tinggi kandungan lemak. Ini jadi salah satu alasan beberapa orang ragu mengonsumsi camilan yang mengandung coklat. Karena gula dan lemak dianggap identik dengan penambahan berat badan.
Untuk menghindari gula yang tinggi ini, beberapa orang mengakali dengan memilih dark chocolate atau coklat pahit. Asumsinya adalah, karena rasanya yang pahit, mereka akan tetap bisa makan coklat tanpa cemas.
Tapi, apakah benar dark chocolate bisa jadi alternatif camilan coklat yang lebih baik dan sehat? Dan apakah coklat bisa menambah berat badan itu benar? Cari tahu jawabannya di artikel ini, yuk!
Daftar Isi artikel
Apakah Makan Coklat Bisa Menambah Berat Badan?
Pada dasarnya, semua makanan dan minuman yang mengandung kalori jika dikonsumsi berlebihan bisa menambah berat badan. Apalagi jika yang dikonsumsi adalah makanan atau minuman olahan yang jumlah kalorinya lebih tinggi dari makanan utuh. Coklat salah satunya.
Baca Juga : Cara Defisit Kalori untuk Pemula
Variasi jenis coklat antara dark chocolate, milk chocolate, dan white chocolate dibedakan berdasarkan bahan bakunya. Dark chocolate umumnya terbuat dari biji kakao, lemak kakao (lemak alami biji kakao), dan sedikit tambahan gula tergantung kepekatan coklat.
Milk chocolate di sisi lain, mengandung lebih banyak lemak kakao dan gula dengan tambahan susu di dalamnya. Inilah yang membuat jenis coklat ini berwarna lebih terang serta memiliki rasa yang lebih creamy dan manis.
White chocolate atau coklat putih tidak mengandung padatan kakao seperti dark dan milk chocolate tetapi mengandung lemak kakao, susu, dan gula di dalamnya.
Jika bicara tentang kalori, white chocolate mengandung kalori yang lebih tinggi daripada jenis lainnya karena kandungan gula dan lemaknya lebih banyak. Dark chocolate yang mengandung lebih sedikit gula daripada jenis lainnya dianggap sebagai alternatif jenis coklat yang lebih sehat.
Dark chocolate yang rendah gula disebut dapat membantu penurunan berat badan. Sebuah penelitian menunjukkan, konsumsi ≥ 30 g dark chocolate selama 4 – 8 minggu terbukti dapat menurunkan berat badan, terutama mengurangi massa lemak di area perut.
Ini karena kandungan flavonol pada biji kakao dapat meningkatkan sensitivitas insulin, pembakaran kalori (thermogenesis), pemecahan lemak (lipogenesis), serta menekan nafsu makan.
Apakah Dark Chocolate Lebih Baik?
Coklat bisa dikategorikan sebagai dark chocolate apabila mengandung >70% kakao. Kandungan kakao yang semakin tinggi ini membuat dark chocolate memiliki rasa yang lebih pekat daripada milk chocolate.
Rasa pekat ini dapat meningkatkan rasa kenyang, menurunkan keinginan untuk makan sesuatu yang manis, dan menekan nafsu makan. Alhasil, konsumsi dark chocolate mampu menurunkan asupan total harian kita hingga 8%.
Namun perlu diingat, bukan berarti kita bisa makan dark chocolate sebanyak yang kita mau. Karena faktanya dark chocolate mengandung kalori yang lebih tinggi dari milk chocolate.
Perbedaan paling mendasar adalah pada kandungan lemaknya. Dark chocolate mengandung kakao yang lebih banyak (>70%) dibandingkan milk chocolate (30%). Seperti yang kita tahu, kakao mengandung lemak alami yakni cacao butter yang tinggi kalori.
Baca Juga : Makanan yang Mengandung Lemak Baik Bagi Tubuh
Semakin pekat kakao yang terkandung, semakin banyak pula lemak di dalamnya. Inilah yang menjelaskan kenapa dark chocolate mengandung kalori yang lebih tinggi walaupun kandungan gulanya relatif lebih sedikit daripada milk chocolate.
Jadi, Coklat Jenis Apa yang Sebaiknya Dikonsumsi?
Penelitian lainnya mendapati bahwa semua jenis coklat, baik dark chocolate, milk chocolate, maupun white chocolate sama-sama bisa meningkatkan berat badan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Dark chocolate mungkin bisa jadi pilihan yang lebih sehat karena kandungan flavonolnya yang bisa menurunkan berat badan. Namun kandungan flavonol ini berbeda-beda tergantung bagaimana biji kakao tersebut diproses.
Proses pembersihan, fermentasi, pemanggangan, dan penambahan bahan lainnya ke dalam coklat berisiko menghilangkan kandungan flavonol dalam biji kakao. Itu sebabnya sebagian besar produk dark chocolate di pasaran hanya mengandung sedikit bahkan tidak ada flavonol.
Jadi mengonsumsi dark chocolate dalam jumlah banyak tidak menjamin flavonol yang kita terima juga banyak.
Baca Juga : Cara Menghitung Berat Badan Ideal
Makan coklat sebenarnya boleh saja saat kita diet, asalkan jumlahnya dimoderasi. Kita bisa membatasinya dengan makan 1 – 2 keping coklat di samping diet seimbang. Ada pula opsi makanan tinggi flavonol lainnya seperti apel, pir, anggur, dan teh yang bisa jadi alternatif selain coklat.
Jadi, apakah makan coklat bisa menambah berat badan? Tentu bisa, apabila konsumsinya tidak kita batasi. Saat diet, hal utama yang harus kita perhatikan adalah jumlah kalori yang masuk. Mengontrol asupan makan kita dengan aplikasi GGL bisa sangat membantu. Download dan gabung sekarang!