“Apakah teh mengandung kafein?” adalah pertanyaan yang ditanyakan oleh mereka yang ingin merasakan efek menyegarkan kafein tapi tidak bisa atau tidak begitu suka kopi. Bisa karena efek kopi yang terlalu kuat, atau benar-benar hanya masalah rasa saja.
Teh adalah salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Angka konsumsinya bahkan lebih tinggi daripada kopi. Menurut data yang dirilis Statista di tahun 2016, Turki adalah negara dengan konsumsi teh tertinggi, yakni sekitar 3 kg/kapita per tahun. Sementara Indonesia mengonsumsi hampir 0,5 kg/kapita per tahun.
Dalam artikel ini kita akan memeriksa kandungan kafein pada teh, serta apakah kafein pada teh jauh lebih sehat daripada kopi. Berikut ulasan selengkapnya.
Daftar Isi artikel
Kandungan Kafein Pada Teh
Apakah teh mengandung kafein? Ya, benar sekali, teh mengandung kafein. Kandungan kafein tidak hanya ditemukan pada biji kopi saja. Ada banyak spesies tumbuhan di dunia yang mengandung kafein. Barangkali yang paling populer selain kopi adalah coklat dan teh.
Kandungan kafein bisa berbeda pada setiap minuman, ini bergantung pada asal tanaman hingga cara pembuatannya sampai jadi minuman. Contoh, waktu seduh teh ternyata mempengaruhi konsentrasi kafein di dalam teh. Kandungan kafein juga bisa lebih tinggi pada minuman yang dibuat sendiri karena orang cenderung membuat dan mengonsumsi lebih banyak daripada porsi yang dijual secara komersial.
Sebuah studi memeriksa kandungan kafein pada 20 produk teh komersial. Hasilnya menunjukkan bahwa teh putih, teh hijau, dan teh hitam memiliki kandungan kafein antara 14-61 gram per sajian (sekitar 180-240 ml). Untuk produk teh tanpa kafein, masih ada 12 mg kandungan kafein per sajian. Lalu pada teh herbal, kafein tidak terdeteksi sama sekali.
Studi yang sama juga menunjukkan bahwa umumnya teh yang diseduh memiliki kandungan kafein lebih sedikit daripada kopi.
Apakah Teh Mengandung Kafein yang Lebih Sehat?
Kafein dikenal dengan manfaatnya untuk mengurangi rasa kantuk dan lelah, serta meningkatkan energi. Kebanyakan orang yang minum kopi atau teh berharap bisa mendapat manfaat ini agar lebih fokus dan produktif.
Selain manfaat utamanya itu, kafein juga disebut berpotensi menurunkan risiko beberapa penyakit kronis. Mulai dari diabetes, stroke, hingga penyakit jantung.
Meski sama mengandung kafein, teh juga mengandung L-theanine, asam amino yang dapat membantu kita jadi rileks tanpa menyebabkan rasa kantuk. Kombinasi kafein dan L-theanine dapat membantu meningkatkan kewaspadaan, fokus, perhatian, serta ketajaman tanpa rasa gelisah.
Saat kafein meningkatkan kewaspadaan kita, di saat yang bersamaan kafein juga meningkatkan tekanan darah. Namun, L-theanine yang juga ada di dalam teh dapat membantu mengurangi efek peningkatan tekanan darah ini. Alhasil, kita bisa tetap fokus tanpa meningkatkan tekanan darah secara berlebihan.
Karena adanya L-theanine, efek kafein pada teh terasa lebih ringan daripada efek kafein pada kopi. Namun, tidak bisa disimpulkan apakah kafein pada teh lebih sehat daripada kopi atau tidak. Karena baik tidaknya efek kafein ini tetap bergantung terutama pada jumlah konsumsi hariannya.
Saran Konsumsi Teh
Rekomendasi batas konsumsi kafein yang aman per hari sebaiknya tidak lebih dari 400 mg. Itu sebabnya sebelum mengonsumsi teh, kita wajib memeriksa dulu kandungan kafein per sajian. Karena setiap jenis teh memiliki kandungan kafein yang berbeda.
Sebagai referensi, berikut adalah kandungan kafein pada empat jenis teh yang paling umum dikonsumsi. Jumlah kafein ini dihitung untuk sajian per cangkir atau sekitar 240 ml. Ada juga rekomendasi banyaknya teh, suhu seduh, serta waktu seduh yang ideal.
Sebenarnya untuk menghilangkan kantuk, tetap fokus, dan berenergi, bisa kita lakukan tanpa mengonsumsi kafein. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga. Dua cara ini bisa memberi efek jangka panjang yang lebih sehat dan bermanfaat, serta bisa kita lakukan bersama GGL.