Bakteri Usus Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?

Di dalam usus kita, hidup berjuta-juta mikrobiota yang bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Bakteri baik yang ada di usus kita terlibat dalam beberapa fungsi vital seperti metabolisme, pengendalian rasa lapar, dan juga melancarkan pencernaan.

Beberapa penelitian terbaru bahkan menemukan bahwa bakteri dalam usus memiliki potensi  dalam menurunkan berat badan. Di artikel kali ini, GGL akan membahas manfaat bakteri baik di usus terutama perannya dalam penurunan berat badan, serta upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaganya agar tetap dalam jumlah yang seimbang.

Peran Bakteri Baik dalam Usus

Mikrobiota dalam usus berperan dalam merangsang sistem imun, memecah senyawa makanan yang berpotensi sebagai racun, serta mempermudah agar vitamin dan asam amino dapat lebih mudah diserap oleh tubuh. Karbohidrat kompleks seperti serat akan dicerna di dalam usus besar dan bakteri baik dalam usus besarlah yang dapat mencerna serat tesebut.

Bakteri usus juga dapat mempengaruhi kadar hormon Peptide YY, yakni hormon yang berperan dalam mengendalikan rasa lapar dan kenyang sehingga kamu dapat lebih mengontrol asupan makananmu sehari-hari.

Terdapat tiga bakteri di usus yang dikaitkan dengan penurunan berat badan yakni Akkermansia muciniphilaPrevotella spp., dan Christensenella minuta yang mana ketiga bakteri ini sering ditemukan pada individu dengan berat badan ideal. Namun, daripada hanya memperhatikan beberapa jenis bakteri yang berhubungan langsung pada penurunan berat badan, menjaga keragamannya secara utuh jauh lebih penting.

Beberapa studi membuktikan bahwa keragaman bakteri secara signifikan lebih rendah pada orang obesitas daripada mereka yang memiliki berat badan normal. Jadi jika ususmu tidak memiliki variasi mikrobiota yang seimbang (dysbiosis), baik berat badan maupun kesehatanmu mungkin saja dapat terganggu.

Cara Menjaga Bakteri dalam Usus

Makanan olahan yang sering kita konsumsi umumnya mengandung berbagai pemanis buatan seperti sucralose, aspartame, dan sakarin serta zat aditif yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan keragaman mikrobiota di dalam usus.

Untuk menjaga bakteri di usus, kamu harus menghindari makanan olahan dan perbanyak konsumsi makanan fermentasi seperti yogurt, kefir, kombucha, acar, miso, tempe, kimchi, beberapa jenis keju, dan roti sourdough. Makanan tersebut umumnya mengandung probiotik yang berguna bagi pencernaan kita.

Baca Juga : Tips Efektif Mengurangi Konsumsi Makanan Olahan

Selain itu serat yang kita konsumsi biasanya akan dipecah dan difermentasi oleh bakteri dalam usus. Proses fermentasi ini menurunkan pH di dalam usus yang nantinya dapat membunuh bakteri-bakteri merugikan seperti Clostridium difficile. Serat juga sering disebut prebiotik karena serat merupakan makanan yang baik bagi bakteri dalam usus.

Probiotik, prebiotik, dan serat banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Namun konsumsinya tidak disarankan karena kualitas yang terkandung didalamnya kurang terjaga. Lebih baik kamu memilih makanan utuh sumber prebiotik seperti bawang putih, bawang bombai, asparagus, pisang, dan rumput laut. Makanan lain seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan gandum utuh juga merupakan sumber serat yang berperan sebagai prebiotik.

Bagi kamu yang memiliki perut yang sensitif, penting untuk mengetahui batas toleransi prebiotikmu terlebih dahulu. Saat pertama kali kamu mengonsumsi prebiotik, tambahkan jumlah asupannya secara bertahap, karena kebanyakan makanan prebiotik dapat memproduksi gas dan menyebabkan kembung.

Walaupun kamu telah mengetahui bahwa beberapa jenis bakteri baik tertentu berhubungan dengan penurunan berat badan, pada intinya pola makan yang sehat tanpa rasa lapar yang menyiksa dapat membawamu pada penurunan berat badan yang sehat dan stabil. Gunakan aplikasi GGL untuk merencanakan pola makan sehatmu demi menjaga keseimbangan mikrobiota di dalam usus.

0

Share
GGL
© 2024 GGL