Waspadai 5 Gejala Asam Lambung yang Berbahaya

Gejala asam lambung (GERD) biasanya muncul sesuai dengan tingkat keparahannya. Asam lambung ringan atau yang sesekali kambuh umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Untuk asam lambung parah, perlu perhatian ekstra karena gejala bisa muncul paling tidak seminggu sekali.

Gejala ini umumnya tidak memberikan efek serius selama belum kronis. Namun, jika terus diabaikan bisa menyebabkan peradangan di kerongkongan dan lambung, cairan lambung masuk ke paru, hingga kanker kerongkongan.

Jika sudah akut, gejala yang muncul bisa bertahan hingga 2 jam, dan semakin berat setelah makan.

Sayangnya gejala asam lambung sering disangka sebagai gejala penyakit lain. Itu sebabnya, untuk mendapat diagnosa akurat, GGL tetap menyarankan untuk melakukan pemeriksaan langsung ke dokter. Selebihnya, beberapa gejala yang dimaksud bisa di baca di bawah ini.

gejala asam lambung

1. Rasa Panas di Dada (Heartburn)

Salah satu gejala paling umum dari asam lambung adalah heartburn. Kondisi ini menyebabkan area dada terasa panas dan tidak nyaman. Bahkan, bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Heartburn umumnya bisa menyebar hingga ke area mulut. Kondisi ini bisa muncul karena ada asam lambung yang naik ke kerongkongan. Sekecil apa pun cairan asam yang naik, efeknya akan tetap terasa dan bertahan hingga beberapa jam, sekali pun tidak ada cairan asam yang keluar.

Gejala ini hampir mirip dengan maag biasa. Bedanya, maag hanya memunculkan nyeri pada area ulu hati tanpa adanya perasaan panas atau naiknya cairan asam lambung ke kerongkongan. Karena gejalanya mirip, biasanya akan sulit untuk melakukan diagnosis.

Jika gejala yang muncul sudah parah dan berulang, umumnya dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan endoskopi untuk diagnosis yang lebih akurat. Jadi, bisa dilihat dengan jelas apakah kita mengalami maag biasa atau mengalami GERD.

2. Nyeri di Area Dada

Nyeri di dada yang tidak disebabkan penyakit jantung (non-cardiac chest pain) umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah asam lambung dan kedua ada gangguan pada kerongkongan. Dari dua kondisi ini, asam lambung adalah kondisi yang paling sering terjadi.

Sayangnya, nyeri di area dada terkadang sulit untuk dikenali apabila gejala asam lambung lain tidak muncul. Pada kondisi tertentu, ada penderita asam lambung yang tidak mengalami heartburn, tetapi masih mengalami nyeri di area dada.

Pemeriksaan umumnya akan dilakukan untuk mengecek apakah ada masalah pada jantung atau saluran cerna. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara mendetail untuk menyimpulkan apakah nyeri dada yang dialami muncul akibat GERD atau masalah jantung.

3. Sulit Menelan dan Naiknya Cairan Lambung

Gejala lainnya yang sering muncul baik dalam kondisi ringan atau parah adalah sulit untuk menelan. Saat asam lambung naik (regurgitasi), permukaan kerongkongan yang dilalui akan mengalami iritasi perlahan-lahan. Hal ini menyebabkan kerongkongan menjadi lebih sensitif dari waktu ke waktu.

Saat kerongkongan mengalami peningkatan sensitivitas, umumnya kita akan merasa sakit saat menelan. Kondisi yang biasanya disebut disfagia ini akan mengganggu asupan nutrisi yang masuk. Bahkan, apabila kondisinya sudah parah, minum air putih pun terasa nyeri.

Frekuensi munculnya regurgitasi atau naiknya asam lambung sampai ke kerongkongan bervariasi. Umumnya regurgitasi muncul sekitar 4-6 kali seminggu atau bahkan lebih.

4. Batuk Kronis di Malam Hari

Batuk kronis yang terjadi di malam hari umumnya berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau gangguan di paru-paru. Selain itu, seseorang yang memiliki asma atau alergi tertentu juga mengalami batuk kronis.

Beberapa peneliti juga memasukkan batuk kronis di malam hari sebagai salah satu gejala dari GERD atau asam lambung. Meski demikian beberapa dokter tidak mengetahui dengan jelas apa kaitan antara asam lambung dengan frekuensi batuk di malam hari.

Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan pH terhadap cairan yang keluar dari mulut. Dengan begitu, mereka bisa membedakan apakah batuk yang muncul disebabkan ISPA atau ada hubungannya dengan naiknya asam lambung.

5. Mual dan Muntah

Mual yang disertai dengan muntah bisa dipicu oleh kehamilan, keracunan makanan, efek obat, hingga asam lambung. Pada penderita asam lambung, mual bisa terjadi karena cincin otot yang memisahkan kerongkongan dan lambung (lower esophageal sphincter) tidak bisa menutup rapat setelah makan.

Lower esophageal sphincter yang tidak bekerja dengan baik menyebabkan cairan asam lambung dan partikel makanan naik ke atas. Kondisi ini memicu mual dan bisa menyebabkan muntah jika kondisinya sudah parah.

Menerapkan gaya hidup sehat seperti makan teratur, berolahraga, hingga tidak merokok bisa menurunkan risiko terkena asam lambung.

Umumnya gejala asam lambung dan gangguan perut sering disebabkan oleh kebiasaan makan yang buruk dan jarang olahraga. Dengan aplikasi GGL kita bisa menjaga pola makan dan tetap berolahraga di rumah. Jadi, tidak ada alasan buat mager lagi!

0

Share
GGL
© 2024 GGL