Minyak Kanola Tidak Sehat, Mitos atau Fakta?

Selain minyak sayur, minyak zaitun, dan minyak nabati lainnya, minyak kanola (canola oil) yang diolah dari biji bunga kanola adalah salah satu cooking oil yang banyak digunakan sekarang. Sayangnya, ada banyak isu yang menyebutkan bahwa minyak kanola tidak sehat.  Dari sekian banyak isu, pada artikel kali ini, kita hanya akan membahas tentang isu dampak minyak olahan kanola pada jantung.

Disebut-sebut bahwa menggunakan kanola sebagai minyak untuk memasak bisa membahayakan jantung. Apa benar demikian?

Baik untuk Kesehatan Jantung

Berbeda dengan isu bahwa minyak olahan kanola ini tidak baik buat jantung, justru sebaliknya, kanola aman untuk jantung kita. Terdapat 12% kandungan asam alfa-linolenat (salah satu jenis omega 3) di dalam minyak olahan kanola . Kandungan yang lebih tinggi daripada yang dimiliki oleh minyak lain.

Asam alfa-linolenat ini sudah terbukti dapat mengurangi peradangan, mengurangi risiko penyakit jantung dengan menjaga ritme serta daya pompa jantung, serta baik untuk kesehatan mental. Salah satu studi bahkan menyebutkan kalau kandungan asam alfa-linolenat ini penting untuk mencegah penyakit jantung koroner.

Minyak Kanola Dapat Mengurangi Kolesterol

Dalam studi lainnya di tahun 2020 juga disebutkan kalau minyak olahan kanola terbukti mengurangi kolesterol. Kita bahkan bisa mengurangi kolesterol dengan mengonsumsi kanola sebagai minyak sebanyak 15% dari total asupan kalori harian.

Di dalam studi yang sama juga disebutkan kalau penggunaan kanola sebagai minyak untuk memasak dapat mengurangi risiko kardiometabolik dibanding minyak nabati lain. Bagi yang belum tahu, kardiometabolik adalah faktor-faktor penyebab penyakit jantung. Ini termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas atau kegemukan.

Disarankan Sebagai Bagian dari Diet Sehat

Minyak dari kanola ini bahkan sudah disarankan agar dipakai saat membuat menu diet sehat sehari-hari. Ini karena kandungan kanola sendiri yang disebut-sebut lebih baik dari jenis minyak nabati lainnya. Minyak ini punya kandungan lemak tak jenuh tunggal yang sangat tinggi (64%). Sementara lemak jenuhnya sangat rendah (7%).

Itu sebabnya minyak ini disebut bersifat kardioprotektif. Yakni dapat melindungi jantung dari potensi penyakit kronis. Mengonsumsi minyak olahan biji kanola sebanyak 1 ½ sendok makan (19 gram) setiap hari saja, kita sudah bisa mengurangi risiko jantung koroner.

Disclaimer: klaim ini  bahkan sudah disahkan oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat. Dengan catatan, minyak kanola digunakan untuk menggantikan jumlah lemak jenuh tanpa menambah total asupan kalori harian.

Berdasarkan bukti-bukti yang sudah dibahas oleh GGL di atas, tidak perlu ragu lagi. Kita bisa mengonsumsi minyak olahan biji kanola ini tanpa rasa takut. Apalagi, minyak yang satu ini juga kaya vitamin E dan K. Dua vitamin yang baik untuk membuat kulit terlihat lebih muda.

Jadi tidak hanya aman, anggapan bahwa minyak kanola tidak sehat pun tidak benar. Jika memilih untuk memasak dengan minyak olahan kanola, jangan lupa gunakan aplikasi GGL untuk membantu kita tetap memantau porsi dan jumlah asupan kalorinya, termasuk memantau perkembangan diet sehat kita juga.

0

Share
GGL
© 2024 GGL