Mengalami kenaikan berat badan selama masa kehamilan adalah hal yang wajar. Tidak heran kalau ada banyak ibu yang berencana menurunkan berat badan setelah melahirkan. Tapi, bagaimana dengan ibu yang melakukan operasi caesar? Apakah ada cara diet setelah operasi caesar yang aman untuk dilakukan?
Operasi caesar adalah metode persalinan dengan menyayat bagian perut hingga rahim. Metode persalinan ini sudah jadi hal yang lumrah kini, termasuk di Indonesia. Sebuah survey yang berlangsung dari tahun 1998-2017 menunjukkan kalau persentase kelahiran dengan operasi caesar terus meningkat. Persentase meningkat dari 4% (1998) menjadi 18,5% (2017).
Karena metodenya yang cukup berbeda dari persalinan normal, tidak heran kalau kita perlu tahu cara yang tepat untuk melakukan diet setelahnya. Berikut ulasan selengkapnya.
Daftar Isi artikel
Waktu yang Ideal untuk Memulai Diet
Sebelum menerapkan cara diet setelah operasi caesar, ibu harus memberi waktu bagi tubuh untuk pulih terlebih dahulu. Tubuh membutuhkan waktu sekitar 6 minggu untuk pulih setelah operasi caesar. Namun, lamanya waktu pemulihan ini bisa berbeda pada setiap orang. Tidak menutup kemungkinan waktu pemulihan yang dibutuhkan bisa lebih dari 6 minggu.
Waktu pemulihan yang panjang ini memungkinkan luka jahitan operasi untuk benar-benar kering dan sembuh. Selama masa pemulihan, tentu masih memungkinkan bagi ibu untuk beraktivitas seperti biasa. Namun, umumnya dokter akan menyarankan ibu untuk menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat, termasuk berolahraga.
Setelah melewati masa pemulihan ini, termasuk memastikan kondisi ibu dengan dokter, maka ibu sudah bisa mulai melakukan diet untuk menurunkan berat badan.
Menyusui dan Membakar Kalori
Retensi berat badan adalah hal yang umum terjadi setelah melahirkan. Ini adalah kondisi di mana tubuh mempertahankan bobot tubuh. Ini disebut-sebut dapat memicu risiko kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, beberapa studi menyebutkan bahwa menyusui setelah melahirkan dapat membantu ibu menurunkan berat badan.
Menyusui membakar sekitar 500-700 kalori per hari. Ini adalah energi yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi ASI. Itu sebabnya, jika sang ibu memutuskan untuk menyusui setelah melakukan operasi caesar, disarankan untuk tidak melakukan defisit kalori. Cukup makan seperti biasa sesuai kebutuhan kalori harian.
Sebaliknya, jika ibu memutuskan untuk tidak menyusui, atau tidak dapat menyusui, barulah perlu melakukan defisit kalori.
Ibu yang menyusui saja (tanpa intervensi defisit kalori dan olahraga) bisa menurunkan berat badan sebanyak 0,45 – 0,9 kg per bulan. Selain itu, ibu yang menyusui juga cenderung dapat turun lebih banyak berat badannya daripada ibu yang tidak menyusui. Namun perlu dipahami, bahwa menyusui bukan satu-satunya faktor yang membuat berat badan turun. Faktor lainnya seperti pola makan dan aktivitas fisik juga berpengaruh.
Memperhatikan Makanan dan Pola Makan
Kita perlu memperhatikan kualitas makanan setelah operasi caesar. Konsumsilah makanan utuh yang mengenyangkan dan kaya nutrisi. Mulai dari makanan kaya protein, buah-buahan, sayur, makanan kaya serat, serta sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Bagi ibu yang menyusui perlu untuk mengonsumsi ekstra yodium dan kolin. Dua mikronutrien ini bisa didapat dengan mengonsumsi produk dairy, telur, makanan laut, dari garam beryodium, serta makanan berprotein. Cukup mengonsumsi sebanyak 290 mg yodium dan 550 mg kolin per hari selama tahun pertama setelah melahirkan.
Perhatikan total asupan kalori harian yang dibutuhkan tubuh. Bagi ibu menyusui, disarankan untuk mengonsumsi 330-400 kalori tambahan dari kalori kebutuhan tubuh sebelum hamil. Jika asupan kalori harian sebelum hamil sekitar 1800 kalori per hari, maka selama menyusui ibu dianjurkan mengonsumsi sebanyak 2200 kalori per hari.
Pastikan juga tubuh tetap terhidrasi dengan minum lebih dari 4 liter air putih per hari. Hindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein (kopi, soda, teh, coklat, minuman berenergi) sebisa mungkin selama menyusui.
Aktivitas Fisik dan Olahraga setelah Operasi Caesar
Kondisi fisik ibu setelah operasi dan pemulihan akan menentukan aktivitas fisik yang dapat dilakukan. Kondisi ini bisa berbeda pada setiap orang. Jika belum memungkinkan untuk melakukan olahraga, tidak ada salahnya untuk memulai dengan melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki.
Berjalan kaki bisa membakar kalori dan membantu kita menurunkan berat badan. Banyaknya kalori yang dibakar bergantung pada berat badan, kecepatan saat berjalan, serta medan tempat kita berjalan. Misalnya, kita berjalan selama sejam di jalan yang datar dengan kecepatan kurang lebih 3 km/jam (50 m/menit) dengan berat badan 81 kg, kita bisa membakar sebanyak 204 kalori.
Dikarenakan setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda, sebaiknya selalu lakukan konsultasi dengan dokter kandungan perihal kapan bisa mulai berolahraga.
Jika kondisi tubuh ibu sudah memungkinkan untuk berolahraga, mulailah dengan program low impact dari GGL. Intensitas olahraga yang ringan ini bisa membantu tubuh kembali beradaptasi dengan aktivitas olahraga. Dengan begini ibu bisa secara bertahap menerapkan cara diet setelah operasi caesar dengan aman.