Kenapa Bahaya Makan Mi Instan Setiap Hari?

Data Statista di tahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara ketiga untuk konsumsi mi instan terbanyak di dunia. Total sekitar 12,52 milyar bungkus dikonsumsi dalam setahun. Artinya ada 47 bungkus yang dikonsumsi setiap orang dalam setahun. Karena jumlah konsumsi mi instan yang tinggi, jadi penting untuk memeriksa kembali bahaya makan mi instan setiap hari.

Makanan olahan yang satu ini memang sangat populer. Ini karena mi instan adalah makanan yang murah dan praktis. Cara memasaknya tidak sulit, dan ada banyak varian rasa yang nikmat untuk dipilih. Namun begitu, ada beberapa fakta seputar dampak konsumsi yang terlalu sering. Berikut ulasan selengkapnya.

Kenapa Bahaya Makan Mi Instan Setiap Hari?

1. Berpotensi Memicu Gangguan Kesehatan

Menurut data yang sama dari Statista, peringkat pertama negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia adalah Korea Selatan. Konsumsi mi instan di Korea Selatan mencapai 76 bungkus per orang per tahun. Sebuah studi lalu dilakukan di Korea Selatan untuk melihat dampak konsumsi mi instan yang begitu tinggi ini.

Data studi dikumpulkan dari tahun 2007-2009 dengan total 24.871 peserta yang kemudian diseleksi lebih lanjut. Seleksi tersebut menyisihkan peserta yang berusia di bawah 19 tahun atau lebih dari 65 tahun. Peserta dengan asupan kalori ekstrem, memiliki riwayat penyakit, serta ibu hamil juga dikecualikan. Akhirnya tersisa 10.711 peserta yang disertakan di dalam studi.

Hasil dari studi tersebut menunjukkan bahwa konsumsi mi instan dapat memicu sindrom metabolik. Sindrom metabolik ini ditandai dengan kegemukan pada area perut, meningkatnya tekanan darah, serta kadar HDL (kolesterol baik) yang rendah dan LDL (kolesterol jahat) yang tinggi. Kondisi ini dapat memicu meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, bahkan kematian.

Studi yang sama juga menekankan bahkan mereka yang terlihat sehat dengan gaya hidup aktif, tubuh ramping, dan masih muda pun rentan dengan bahaya makan mi instan ini.

2. Bukan Makanan Bergizi bagi Tubuh

Satu bungkus mi instan (rebus) memiliki 321 kalori dengan 117 kalori berasal dari lemak. Selain tinggi lemak, kandungan garam pada mi instan juga tinggi, yakni sebanyak 1.320 mg. Sebaliknya, kandungan serat dan proteinnya rendah. Satu bungkus mi instan hanya mengandung 3 g serat dan 7 g protein. Jauh lebih rendah dari karbohidrat sebanyak 44 g dan lemak sebanyak 13 g.

Dengan kalori yang cukup tinggi, sayangnya mengonsumsi mi instan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lain, terutama protein dan serat. Padahal mengonsumsi makanan tinggi protein jauh lebih mengenyangkan. Begitu juga dengan serat yang dapat membantu tubuh untuk kenyang lebih lama.

Tidak hanya itu saja. Kurang asupan protein dan serat juga dapat memicu gangguan kesehatan. Kekurangan protein misalnya, dapat meningkatkan penumpukan lemak pada hati, masalah kulit, rambut, dan kuku, hilangnya massa otot, melemahkan tulang, hingga memperparah infeksi. Sama halnya dengan kurang asupan serat, kita bisa mengalami sembelit, wasir, kadar kolesterol tinggi, lemas dan mudah lelah.

Selain itu, kurang protein dan serat juga dapat meningkatkan nafsu makan yang dapat memicu makan berlebihan serta obesitas.

3. Makan Mi Instan dengan Tambahan

Untuk menghindari bahaya makan mi instan, sebaiknya dikonsumsi dengan moderasi dan tidak terlalu sering. Namun perlu juga memperhatikan tambahan makanan lain yang dikonsumsi bersama mi instan. Contohnya makan mi instan dengan nasi.

Baca Juga : 5 Makanan Pengganti Nasi yang Baik bagi Tubuh

Satu porsi nasi putih (sekitar 100 gram) memiliki 129 kalori. Jika dikonsumsi dengan satu porsi mi instan, maka totalnya sudah mencapai 450 kalori. Hal yang sama juga perlu diperhatikan saat makan mi instan porsi dobel (2 bungkus). Tidak hanya kalori yang jadi dua kali lipat (642 kalori), kandungannya pun demikian.

Makan mi instan dobel, berarti kandungan sodium yang dikonsumsi dalam satu waktu bisa mencapai 2640 mg. Ini sudah melewati batas normal untuk konsumsi sodium. World Health Organization (WHO) menyarankan untuk mengonsumsi sodium kurang dari 2300 mg/hari untuk mencegah risiko tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, stroke, dan serangan jantung koroner.

Sebaliknya, menambahkan sayuran dan makanan sumber protein justru bisa dilakukan. Sayur-sayuran hijau bisa jadi pilihan. Sementara untuk sumber proteinnya bisa memakai telur, potongan ayam atau ikan, dan tahu. Dengan begini kita bisa melengkapi kebutuhan protein serta serat yang memang kurang pada mi instan.

Itu dia alasan bahaya makan mi instan terlalu sering, serta saran konsumsi yang bisa diikuti. Namun jika memungkinkan untuk tidak mengonsumsi mi instan, ada baiknya tetap konsumsi makanan utuh sehari-hari. Pastikan juga nutrisi yang dikonsumsi sudah sesuai dengan kebutuhan tubuhmu dengan menggunakan aplikasi GGL.

0

Share
GGL
© 2024 GGL