Menurut data milik Sleep Cycle, orang Indonesia yang tidur selama 7 jam sehari kurang dari 30%. Sementara yang tidur selama 8 jam sehari kurang dari 25%, lalu yang tidur selama 9 jam tidak sampai 10% dari total penduduk. Padahal dampak buruk kurang tidur bagi kesehatan bisa mengganggu fisik dan mental kita.
Tidur adalah aktivitas istirahat yang dibutuhkan tubuh. Selama kita tidur terjadi banyak proses biologis. Proses-proses yang memungkinkan tubuh memperbaiki sel serta jaringan yang rusak. Membantu tubuh untuk melawan infeksi, serta membantu otak menyerap dan menyelaraskan informasi baru.
Orang dewasa disarankan untuk tidur 7-9 jam per harinya. Tidur kurang dari durasi tersebut bisa menimbulkan beberapa dampak pada tubuh. Ini beberapa di antaranya.
Daftar Isi artikel
Mengganggu Kerja Sistem Saraf
Proses komunikasi sel-sel saraf pada otak bisa terganggu jika kita tidak mendapatkan tidur yang cukup. Gangguan ini bisa berdampak pada memori, penglihatan, persepsi visual, hingga kondisi mental kita. Kemampuan saraf otak untuk menangkap informasi dan menerjemahkannya agar dapat dipahami juga dapat melambat atau berkurang.
Kondisi ini yang seringkali membuat kita jadi sulit berkonsentrasi atau mempelajari hal baru. Terhambatnya sinyal yang dikirim oleh sistem saraf juga dapat mempengaruhi sistem koordinasi tubuh. Alhasil risiko kecelakaan saat sedang beraktivitas pun meningkat.
Gangguan Pada Sistem Kardiovaskular
Tidur adalah waktu di mana tubuh memulihkan sistemnya. Ada salah satu tahap dalam proses tidur yang disebut Non-Rapid Eye Movement (NREM). Pada tahap ini detak jantung akan melambat, tekanan darah turun, serta pernapasan jadi lebih stabil.
Tidur di tahap NREM ini adalah kondisi tidur pulas yang bermanfaat bagi sistem kardiovaskular, karena memungkinkan jantung untuk melakukan pemulihan dari ketegangan saat beraktivitas (bangun). Semakin sedikit jam tidur, semakin sedikit pula waktu tidur di tahap NREM ini.
Saat kita tidak mendapatkan tidur yang berkualitas ini, maka akan terjadi gangguan pada sistem kardiovaskular. Mulai dari masalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, hingga stroke. Bahkan disebutkan juga bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam berkemungkinan 20% lebih tinggi terkena serangan jantung.
Dapat Menyebabkan Obesitas
Tidak mendapat waktu tidur cukup dapat membuat otak meningkatkan hormon ghrelin (rasa lapar), dan mengurangi hormon leptin (rasa kenyang). Ini dibuktikan dalam sebuah studi yang mengurangi waktu tidur menjadi 4 jam saja selama dua malam berturut-turut. Ditemukan bahwa hormon ghrelin meningkat, bersamaan dengan menurunnya hormon leptin. Rasa lapar meningkat bagi mereka yang kurang tidur.
Dikarenakan rasa lapar yang terus muncul, dan nafsu makan meningkat, kurang tidur bisa memicu kita untuk makan lebih banyak daripada biasanya. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka dapat berujung pada peningkatan berat badan dan obesitas.
Sistem Kekebalan Tubuh Menurun
Sistem kekebalan tubuh tidak hanya memproduksi antibodi saja saat kita tertidur. Salah satu protein penting lainnya, yakni sitokin juga diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Sitokin yang diproduksi tubuh ini dapat membantu untuk membuat kamu tertidur.
Umumnya, kadar sitokin akan meningkat saat tubuh mengalami stres, infeksi atau peradangan untuk “mendorong” tubuh agar beristirahat (tidur).
Saat kita kurang tidur, baik produksi antibodi maupun sitokin akan menurun. Ini sebabnya tubuh jadi lebih rentan dengan penyakit. Kondisi kurang tidur juga dapat menghambat proses penyembuhan jika kita sedang dalam keadaan sakit.
Mengganggu Produksi Hormon Tubuh
Dampak kurang tidur bagi kesehatan lainnya adalah dapat mengganggu produksi hormon di dalam tubuh. Kurang tidur dapat memicu penurunan sensitivitas dan produksi hormon insulin, serta gangguan fungsi sel pankreas. Selain itu hormon tirotropin juga meningkat saat kamu kurang tidur. Ini jadi tanda kalau kelenjar tiroid tidak berfungsi optimal untuk memproduksi hormon tiroid.
Kurang tidur juga dapat meningkatkan produksi hormon kortisol dan mempengaruhi respon tubuh terhadap stres. Tingginya hormon kortisol ini pun berpengaruh pada tingkat kesuburan seseorang. Disebutkan bahwa hormon kortisol yang tinggi dapat memicu stres dan mempengaruhi kesuburan.
Untuk menghindari dampak buruk kurang tidur ini, ada baiknya kita mulai memperhatikan pengelolaan waktu kita sehari-hari. Pastikan untuk menyelesaikan semua tugas dengan produktif di pagi hingga sore hari. Dengan begini kita bisa mendapat waktu lebih banyak untuk beristirahat di malam hari.
Dengan pengelolaan waktu yang baik, selain mendapat waktu tidur yang cukup, kita juga bisa mendapat waktu untuk melakukan hal lainnya yang lebih bermanfaat. Seperti waktu untuk memperhatikan serta menyiapkan makanan sehat, sampai waktu untuk berolahraga. Penarapan pola hidup yang sehat ini bisa kamu lakukan bersama kami di GGL.