Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang sering dianggap biasa oleh masyarakat. Padahal, kondisi ini jika dibiarkan bisa menjadi silent killer yang mematikan. Apalagi jumlah penderita hipertensi terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), penduduk Indonesia usia 18 tahun ke atas memiliki prevalensi tekanan darah tinggi sebesar 25,8%. Jumlah ini diprediksi akan mengalami peningkatan. Setiap tahunnya, 8 juta orang di seluruh dunia meninggal karena hipertensi dan 1,5 juta kasus berasal dari Asia Tenggara.
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah hingga memicu kerusakan organ. Sayangnya, tidak semua orang menyadari gejala hipertensi pada dirinya. Bahkan, kita tetap melakukan beberapa kebiasaan pemicu hipertensi berikut ini.
Daftar Isi artikel
1. Gaya Hidup yang Memicu Obesitas
Gaya hidup yang buruk seperti sering makan gorengan dan suka makanan atau minuman yang manis bisa memicu kelebihan asupan kalori. Jika energi tidak digunakan, tubuh akan menyimpannya menjadi cadangan lemak. Dampaknya, tubuh akan mengalami overweight hingga obesitas.
Obesitas erat hubungannya dengan tekanan darah tinggi yang terjadi pada individu dewasa atau anak-anak. Bahkan, obesitas menyumbang 65-75% risiko hipertensi. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah yang lebih serius seperti gangguan pada jantung atau ginjal jika tidak segera ditangani.
Obesitas memicu inflamasi karena terjadi peningkatan mediator peradangan IL-6 and TNF-α. Selain itu, level adiponectin yang memiliki fungsi anti-inflamasi juga menurun. Peradangan akan menyebabkan disfungsi pembuluh darah dan endotel. Dampaknya, kadar nitric oxide menurun serta menimbulkan reaksi yang menghasilkan oxidative stress.
Inflamasi dan oxidative stress yang muncul di dalam tubuh bisa mengakibatkan hipertensi dan gangguan kardiovaskular lainnya.
2. Mengonsumsi Garam Terlalu Banyak
World Health Organization (WHO) menyarankan konsumsi garam harian maksimal 5 gram atau sekitar 2.000 mg sodium untuk mencegah hipertensi. Dari studi yang dilakukan, mengonsumsi garam melebihi batas yang dianjurkan bisa menaikkan tekanan darah dan memicu komplikasi kardiovaskular.
Sebaliknya, mengurangi asupan garam setiap harinya membantu tekanan darah mengalami penurunan dengan sendirinya. Selain itu juga bisa menurunkan risiko keparahan penyakit kardiovaskular, hingga menurunkan risiko kematian.
Baca Juga : Makanan Olahan Buruk bagi Tubuh, Ini Alasannya!
Saat ini, rata-rata konsumsi garam dunia berada di angka 9-12 gram. Jumlah ini setara dengan 3.500-5.000 mg sodium. Padahal, WHO memberikan saran hanya di angka 2.000 mg saja. Tidak mengherankan jika kasus hipertensi penduduk dunia terus meningkat mulai usia 18 tahun.
3. Mengonsumsi Alkohol Berlebihan
Konsumsi alkohol secara berlebihan tidak hanya berdampak pada mental seseorang. Namun, juga bisa meningkatkan tekanan darah di dalam tubuh. Peningkatan tekanan darah ini bisa dipicu oleh kenaikan kadar kortisol atau hormon yang memicu stres.
Selain itu, konsumsi alkohol secara berlebihan juga bisa memicu masalah pada sistem saraf pusat. Begitu alkohol masuk dalam jumlah yang cukup besar, kenaikan tekanan darah sistolik akan naik dengan cepat.
Konsumsi alkohol juga ada efek yang besar pada penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah. Apabila pembuluh darah mengeras, aliran darah akan terhambat dan tekanan pada jantung menjadi semakin besar untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
4. Merokok secara Aktif
Merokok bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf simpatik. Efeknya, tekanan darah akan meningkat secara instan saat merokok. Kondisi ini bisa berbahaya untuk mereka yang memiliki riwayat hipertensi.
Selain gangguan yang menyebabkan masalah pada saraf, zat kimia yang terbawa masuk ke dalam tubuh juga memicu pengerasan pada pembuluh darah yang bisa meningkatkan risiko hipertensi.
5. Melakukan Hal yang Memicu Stres
Saat mengalami stres, tekanan darah akan mengalami peningkatan. Kondisi ini, jika terjadi berulang-ulang bisa memicu kondisi hipertensi. Bahkan, menyebabkan perasaan berdebar yang terkadang mengganggu.
Stres dapat menyebabkan vasokonstriksi. Ini akan meningkatkan tekanan darah. Semakin banyak faktor pemicu stres yang muncul, hipertensi bisa semakin parah.
Baca Juga : Cara Mencegah Hipertensi dengan Gaya Hidup Sehat
Menjalankan gaya hidup sehat adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi atau mencegah tekanan darah tinggi. Hal ini harus diterapkan dengan baik khususnya pada individu yang memiliki riwayat pada keluarganya. Misal ayah, ibu, atau saudara terdekat mengalami hipertensi.
Tekanan darah tinggi memang bisa mematikan jika diabaikan. Namun, dengan gaya hidup yang baik, risikonya bisa dikurangi. GGL memiliki komunitas yang aktif. Dengan bergabung bersama komunitas, kita bisa belajar diet sehat serta cara hidup sehat. Yuk, gabung sekarang!