Minuman Kekinian dan Fakta Seputar Kandungannya

Selain camilan, belakangan minuman kekinian juga makin menjamur. Mulai dari stand kecil, sampai brand dengan banyak gerai sudah menjajakan minuman-minuman populer ini. Kopi susu, boba, milk tea, es cincau, dan masih banyak lagi jenisnya. Kira-kira seperti apa fakta seputar minuman kekinian yang banyak dikonsumsi ini?

Sebuah laporan dirilis di tahun 2020 tentang tren minuman boba (bubble tea) menyebutkan bahwa pasar boba di tahun 2019 mencapai 2,1 milyar Dollar AS. Tren minuman populer yang satu ini diramalkan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya konsumsi kopi dan teh di seluruh dunia.

Ini berarti tren minuman sejenis boba juga kemungkinan akan meningkat serta bertambah variasinya. Jika kamu salah satu penikmat minuman-minuman populer ini, berikut beberapa fakta menarik seputar kandungan minuman favoritmu.

Gula Dalam Minuman

Tidak hanya popularitasnya saja yang tinggi, kandungan gula minuman populer ini juga tinggi. Ini adalah fakta yang bahkan kita pun tahu dari rasa minuman yang sangat manis.

Mari kita lihat kandungan gula dalam beberapa minuman ini. Satu cup reguler (500 ml) kopi susu bisa mengandung gula sebanyak 24,5 g. Untuk ukuran cup yang sama teh boba dan milk tea bisa mengandung 39,5 g gula, sementara es cincau tanpa susu atau santan (500 ml) bisa mengandung 44 g gula.

Ini kandungan yang cukup tinggi mengingat batasan gula tambahan yang disarankan adalah 24 g/hari untuk perempuan, dan 36 g/hari untuk laki-laki.

Lebih buruk lagi, sekalipun sama-sama mengandung gula, ternyata studi menunjukkan bahwa kandungan gula di dalam minuman (cair) bisa lebih berbahaya daripada gula dalam makanan (padat).

Ini karena ada perbedaan proses metabolisme gula fruktosa tambahan. Gula fruktosa tambahan disebutkan dapat memicu penyakit metabolik karena dapat mengurangi tingkat energi pada sel-sel hati. Penyakit metabolik ini dapat menyebabkan obesitas dan diabetes.

Kandungan Lemak Jenuh

Siapa sangka kalau minuman favorit kebanyakan orang ini memiliki kandungan lemak jenuh. Seberapa banyak kandungan lemak jenuh dalam minuman kekinian yang kita bahas di sini? Mari kita cek.

Kopi susu (500 ml) bisa mengandung 8,5 g lemak jenuh, teh boba (500 ml) bisa mengandung 8 g lemak jenuh, dan milk tea (500 ml) bisa mengandung 9,5 g lemak jenuh. Es cincau tanpa susu atau santan tidak mengandung lemak jenuh.

Kandungan lemak jenuh di atas memang tidak lebih dari batasan konsumsi lemak jenuh per hari. Namun kita juga mengonsumsi makanan lainnya sepanjang hari, maka konsumsi lemak jenuh pun dapat meningkat.

Kita disarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh sekitar 7-10% dari total asupan kalori per hari untuk menjaga kesehatan jantung. Ini sekitar 16-22 g per hari jika total asupan kalori kita sebanyak 2000 kalori.

Minuman Kekinian Punya Kalori yang Tinggi

Bagi yang sedang menjalani diet dengan melakukan defisit kalori, minuman-minuman seperti ini jelas bukan pilihan tepat. Ini karena kandungan kalorinya yang tinggi. Kopi susu bisa memiliki 259 kalori, teh boba 374 kalori, lalu milk tea sebanyak 302 kalori, dan es cincau tanpa susu atau santan sebanyak 191 kalori.

Sebagai perbandingan, nasi goreng sebanyak 100 g memiliki 204 kalori. Jumlah yang jauh lebih rendah dari kopi susu, boba, dan milk tea, serta hanya sedikit lebih tinggi dari es cincau.

Rendah Protein dan Serat

Kalorinya tinggi tapi kandungan protein dan seratnya rendah. Wajar saja kalau sudah minum satu cup kita tetap tidak merasa kenyang.

Kopi susu (500 ml) tidak mengandung serat dan bisa mengandung 11 gram protein. Teh boba (500 ml) juga tidak mengandung serat, dan hanya mengandung 1 gram protein. Milk tea (500 ml) tidak mengandung serat, dan hanya mengandung 1,5 gram protein. Lalu es cincau tanpa susu atau santan (500 ml) tidak mengandung protein juga serat.

Jika dibandingkan dengan makanan padat, minuman dianggap tidak terlalu efektif untuk menekan rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang. Itu sebabnya konsumsi minuman justru akan membuat kita ingin makan lagi.

Tips Mengurangi Minum Minuman Kekinian

Upaya ini bisa kita lakukan secara perlahan. Awalnya yang setiap hari minum, jadi 2x saja seminggu, jadi 1x seminggu, sampai tidak sama sekali. Kalaupun ingin minum sesuatu yang ada “rasanya”, kita bisa menambah potongan buah pada air es yang kita minum.

Cara lainnya yang bisa dicoba juga adalah mulai mengubah pola makan. Usahakan untuk mengonsumsi makanan utuh agar kita bisa kenyang dan tidak mudah lapar. Pola makan sehat ini juga diterapkan di GGL. Siapa saja bisa bergabung untuk tahu dan belajar lebih banyak.

0

Share
GGL
© 2024 GGL