Takjilan buka puasa adalah makanan atau minuman yang digunakan untuk mengakhiri waktu puasa. Umumnya makanan pembuka ini merupakan sesuatu yang manis dan segar. Jadi, tubuh yang awalnya lemas bisa langsung bertenaga saat mengonsumsinya.
Sayangnya takjilan yang dimakan saat berbuka puasa kebanyakan mengandung gula dan lemak yang tinggi. Padahal kita dianjurkan untuk tetap mengonsumsi makanan yang sehat agar diet terus berjalan dengan baik.
Untuk menghindari kesalahan saat memilih takjilan buka puasa, ada baiknya kita simak beberapa tips yang sudah GGL rangkum di bawah ini.
Daftar Isi artikel
1. Pilih yang Mudah Diserap oleh Tubuh
Saat sedang puasa, gula darah akan turun dan menyebabkan tubuh jadi lemas. Untuk menstabilkannya kembali kita dianjurkan untuk mengonsumsi sekitar 15 gram karbohidrat. Umumnya setelah 15 menit, rasa lemas akan hilang dan kita bisa melanjutkan ibadah.
Dengan rekomendasi ini, sebenarnya kita hanya perlu mengonsumsi 1 sendok makan gula (15 gram) yang dicampur air atau 1 pisang ukuran kecil (80 gram, 10 gram gula). Jika ingin mengonsumsi kurma, dianjurkan porsinya 20 gram (13 gram gula) atau kurang lebih 2-3 buah.
Jadi, tidak perlu sampai minum es campur, es teh, hingga makan gorengan yang tinggi kalori dan lemak. Jika ingin makan berat tunggu sampai perut beradaptasi. Pastikan juga untuk mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan kalori harian.
2. Kandungan Proteinnya Tinggi
Alih-alih makan atau minum manis, kita bisa mengonsumsi makanan tinggi protein. Contohnya salad yang ada potongan ayam, telur, atau daging rendah lemak. Protein bermanfaat untuk memberikan energi dan rasa kenyang.
Saat memilih takjilan buka puasa, usahakan per porsi proteinnya sekitar 0,4-0,6 g/kg berat badan. Jika kita memiliki berat badan 60 kg, berarti rekomendasi proteinnya sekitar 24-36 gram. Dengan rekomendasi ini sintesis protein otot bisa dimaksimalkan. Jadi, mereka yang sedang berusaha membangun otot atau mencegah muscle loss selama puasa akan terbantu.
Untuk mendapatkan 24-36 gram protein, kita bisa mengonsumsi sekitar 80-120 gram dada ayam atau 90-140 gram daging sapi.
3. Memilih yang Porsinya Kecil
Saat sedang berpuasa, tubuh akan berhenti menghasilkan enzim di saluran cerna. Saat saluran cerna kosong selama lebih dari 12 jam, lalu mendadak diisi makanan bertekstur kasar, umumnya perut akan terasa tidak nyaman atau malah sakit.
Rasa nyeri bisa muncul karena terjadi gesekan di saluran cerna. Selain itu juga karena makanan yang masuk akan bertahan cukup lama di lambung dan menunggu enzim untuk terbentuk. Kondisi ini menyebabkan nyeri jika kita makan secara berlebihan atau dalam porsi yang besar.
Untuk menghindari hal ini disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan porsi kecil. Selain itu, kita juga bisa memilih makanan yang lunak. Ini bisa mencegah gastrointestinal distress (gangguan pencernaan), jadi perut tidak akan sakit dan ibadah bisa dijalankan.
4. Membatasi Makanan yang Terlalu Pedas
Saluran cerna belum sepenuhnya siap menerima makanan setelah berjam-jam puasa. Apabila perut kita diisi dengan makanan yang terlalu pedas, risiko untuk sakit perut pada penderita maag dan Sindrom Iritasi Usus (IBS) cukup tinggi.
Kandungan capsaicin pada cabai bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Jika makanan pedas dikonsumsi, iritasi juga akan terjadi pada saluran cerna. Jika saluran cerna dalam kondisi kosong lalu mendadak terkena iritasi, rasa tidak nyaman akan muncul.
Tidak jarang juga kita akan mengalami diare. Ini respons yang cukup wajar karena tubuh kita memiliki mekanisme untuk segera membuang zat berbahaya dari saluran cerna.
Makan pedas sebenarnya bisa dikonsumsi saat perut kita sudah siap. Selain itu, sesuaikan juga porsinya dengan batas kemampuan tubuh. Hindari konsumsi berlebihan.
5. Hindari yang Memicu Begah
Begah setelah berbuka puasa sering dialami banyak orang. Ini menyebabkan perut terasa keras dan seperti terisi dengan banyak gas. Dampaknya kita tidak nyaman untuk beraktivitas termasuk melanjutkan ibadah.
Untuk menghindari rasa begah berlebihan setelah buka puasa, hindari mengonsumsi sayuran jenis cruciferous seperti brokoli dan kubis secara berlebihan. Selain itu, usahakan untuk membatasi minuman soda, minuman terlalu manis, susu, hingga makanan yang tinggi garam serta lemak.
Takjilan buka puasa harus dipilih dengan tepat agar tetap sehat dan nyaman untuk perut. Dengan memerhatikan makanan dengan tepat, kita bisa beribadah dengan tenang. Selain itu, usahakan untuk tetap mengontrol apa yang dikonsumsi dengan aplikasi GGL agar diet tetap on track selama puasa.