Manfaat puasa Ramadan tidak hanya berhubungan dengan peningkatan keimanan seseorang saja. Lebih dari itu, melakukan puasa Ramadan selama sebulan bisa meningkatkan kesehatan fisik secara menyeluruh.
Sayangnya, banyak dari kita justru tidak mendapatkan manfaat puasa secara maksimal akibat kebiasaan buruk saat berbuka puasa. Dampaknya, tubuh jadi mengonsumsi lebih banyak kalori dan memicu kenaikan berat badan.
Apabila kita menjalankan puasa dengan baik, masih berolahraga, dan menjaga pola makan saat sahur dan berbuka, manfaat untuk kesehatan bisa didapatkan dengan mudah. Simak artikel GGL berikut agar lebih termotivasi untuk menjalankan puasa Ramadan yang sehat.
Daftar Isi artikel
1. Menurunkan Berat Badan dan Kadar Lemak
Berdasarkan penelitian, menjalankan puasa Ramadan bisa menurunkan berat badan, BMI, dan kadar lemak di dalam tubuh. Lingkar pinggang dan pinggul juga mengalami penurunan meski tidak signifikan.
Perubahan ini akan terlihat setelah kita menjalankan puasa penuh selama 3 minggu.
Baca Juga : Rekomendasi Minuman Berbuka Puasa yang Sehat dan Mudah Dibuat
Kadar lemak juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada pria, terjadi penurunan kolesterol total dan trigliserida (lemak darah). Sementara itu pada wanita, terjadi kenaikan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau sering disebut kolesterol baik.
Penelitian lain menunjukkan bahwa puasa Ramadan mampu menurunkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Peneliti meyakini bahwa penurunan berat badanlah yang memicu penurunan ini.
2. Tubuh Melakukan Autophagy
Puasa Ramadan akan menyebabkan tubuh tidak mendapatkan asupan energi selama 12-13 jam. Tidak adanya energi akan menyebabkan sel tubuh memasuki mode kelaparan. Kondisi ini memicu mekanisme bernama autophagy.
Dalam kondisi autophagy, bagian sel yang rusak atau dianggap tidak bermanfaat akan dihancurkan dan didaur ulang. Kondisi ini juga akan dilanjutkan dengan proses regenerasi sel baru yang lebih sehat. Autophagy juga memicu pembuangan racun dari sel dan mencegah terjadinya penyakit neurodegeneratif.
3. Menurunkan Tekanan Darah
Saat berpuasa, kadar nitric oxide di dalam darah mengalami peningkatan. Zat ini mampu menjaga elastisitas pembuluh darah. Efeknya, aliran darah bisa berjalan dengan baik dan menurunkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Rasa lapar yang muncul saat puasa akan menahan pelepasan catecholamine dan meminimalkan aliran darah. Mekanisme ini memicu penurunan impuls saraf simpatis dan menyebabkan penurunan tekanan darah.
4. Menurunkan Risiko Terkena Diabetes
Manfaat puasa Ramadan mampu menurunkan risiko terkena diabetes. Dari penelitian yang dilakukan, puasa mampu mengubah metabolisme energi yang awalnya berbasis glukosa menjadi ketone. Kondisi ini mampu mencegah stres bahkan diabetes.
Menjalankan puasa atau diet dengan pembatasan waktu makan mampu menurunkan resistensi insulin. Dampaknya, kadar gula darah di dalam tubuh mengalami penurunan dan risiko diabetes tipe 2 juga berkurang.
5. Menurunkan Stres Oksidatif dan Inflamasi
Saat sedang puasa, tubuh akan lebih kebal terhadap stres oksidatif (oxidative stress). Stres oksidatif merupakan molekul tidak stabil yang berbahaya. Jika bergerak dan bereaksi dengan sel tubuh dan DNA, kerusakan serta penuaan bisa terjadi.
Kerusakan akibat reaksi stres oksidatif dengan sel tubuh juga dapat memicu inflamasi atau peradangan kronis. Jika kondisi ini dibiarkan, risiko penyakit seperti diabetes hingga penyakit kardiovaskular bisa meningkat.
Kunci mendapatkan manfaat puasa Ramadan adalah mengatur pola makan saat sahur dan berbuka. Selain itu, olahraga saat puasa dengan intensitas ringan tetap harus dilakukan agar metabolisme tubuh tetap terjaga dengan baik. Apabila membutuhkan inspirasi menu sahur dan berbuka agar diet tetap berjalan selama puasa, coba gabung ke Grup GGL!