Sejak diperkenalkan pada tahun 1987, minuman berenergi atau energy drink menjadi semakin populer di kalangan remaja aktif, dewasa, dan muda. Minuman berenergi untuk olahraga bahkan sempat populer di kalangan atlet. Ini karena minuman berenergi dianggap dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan performa tubuh saat kita beraktivitas fisik.
Namun, beberapa profesional kesehatan telah memperingkatkan bahwa minuman berenergi malah justru berbahaya bagi tubuh kita. Jadi, apakah kita butuh minuman berenergi saat berolahraga? Dan apa efeknya bagi performa fisik dan kesehatan kita?
Daftar Isi artikel
Asumsi Tentang Minuman Berenergi
Perbedaan antara minuman berenergi dan minuman berperasa lainnya seperti kopi, teh, minuman isotonik, dan soda terletak pada komposisinya. Minuman berenergi umumnya mengandung campuran lebih kompleks yang terdiri dari kafein, taurin, gula, vitamin B, ekstrak herbal, asam amino, atau stimulan yang tidak dapat ditemukan di minuman lain.
Kandungan di dalam minuman berenergi dikatakan dapat meningkatkan kinerja fisik dan mental orang yang mengonsumsinya. Sebuah studi yang dimuat dalam American Journal of Health Promotion mengatakan bahwa konsumen minuman berenergi menganggap minuman ini sama dengan minuman isotonik (sports drink) sehingga aman untuk dikonsumsi secara berkala. Namun, apakah minuman berenergi benar-benar aman untuk dikonsumsi secara rutin?
Kandungan dalam Minuman Berenergi
Sayangnya, batasan akan komposisi dalam minuman berenergi tidak diawasi secara ketat sehingga beberapa kandungannya mungkin dapat membawa efek buruk bagi kesehatan. Mayoritas masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh minuman berenergi umumnya disebabkan oleh bahan aktif yang terkandung di dalamnya seperti kafein dan taurin yang berlebihan.
1. Kafein
Kafein adalah bahan aktif utama dalam minuman berenergi yang memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja fisik dan mental orang yang mengonsumsinya. Kadar kafein dalam minuman berenergi sangat bervariasi, sebagian besar mengandung sekitar 75 – 240 mg/ 100 mL.
Mengkonsumsi kafein dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan gejala yang tidak diinginkan termasuk kecemasan, sakit kepala, kelelahan, sampai gejala berat seperti gangguan irama jantung, stroke hingga kematian.
2. Taurin
Komponen kunci minuman berenergi berikutnya adalah taurin yang jumlahnya berkisar sebanyak 342,28 mg/ 100 mL. Taurin sendiri merupakan asam amino yang sudah ada secara alami di dalam tubuh manusia. Taurin juga bisa didapatkan dari sumber makanan alami seperti seafood dan daging.
Beberapa studi menemukan bahwa taurin dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Namun, meskipun taurin memiliki efek yang potensial dalam menambah performa kita saat berolahraga, taurin terbukti tidak memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan produksi energi, dan perannya pada sel-sel di dalam tubuh perlu penelitian lebih lanjut.
3. Gula
Gula merupakan karbohidrat yang dapat dengan mudah diserap tubuh untuk menjadi sumber energi. Asupan gula sebelum, selama, dan setelah berolahraga telah terbukti dapat mengurangi rasa lelah, menghemat cadangan gula dalam tubuh, serta meningkatkan performa fisik kita.
Minuman berenergi umumnya mengandung gula dalam jumlah yang tinggi. Dalam satu kaleng minuman berenergi (500 ml) terdapat sekitar 54 gram gula atau sekitar 13 sendok teh gula. Dalam jangka panjang, asupan gula berlebihan ini dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin yang mengarah pada penyakit diabetes.
Jadi, Pentingkah Minuman Berenergi untuk Olahraga?
Minuman berenergi terbukti tidak efektif dalam meningkatkan performa fisik kita saat berolahraga. Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi yang menemukan bahwa baik atlet yang meminum minuman berenergi, maupun mereka yang tidak, menunjukan performa fisik yang sama.
Dalam hal komposisi, kafein adalah komponen utama yang ditonjolkan oleh minuman berenergi. Namun mengonsumsi minuman berkafein dalam jumlah besar dapat menyebabkan resistensi insulin akut (sementara) pada individu yang sehat.
Minuman berenergi umumnya memiliki efek samping seperti takikardia (detak jantung cepat), sakit kepala, poliuria (buang air kecil terlalu sering), dan insomnia. Selain itu, konsumen minuman berenergi cenderung mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori sehingga mengakibatkan peningkatan risiko obesitas dan erosi gigi karena kandungan gula yang tinggi pada minuman ini.
Minuman berenergi atau energy drink aman untuk dikonsumsi oleh individu yang sehat selama dalam jumlah yang tidak berlebihan. Namun daripada minum minuman berenergi untuk olahraga dan meningkatkan performa, lebih baik perhatikan asupan makan sesuai dengan kalori yang kita butuhkan, begitu juga dengan asupan cairan dan istirahat yang cukup. Aplikasi GGL dapat membantu melacak asupan harianmu, agar olahraga yang kita lakukan dapat berjalan maksimal.