Kita pasti pernah melihat label makanan yang gluten free atau bebas gluten saat berbelanja. Label “gluten free” ini seringkali disandingkan dengan klaim alami “natural” yang membuat kita berpikir bahwa makanan tersebut pasti sehat. Oleh sebab itu, muncul anggapan bahwa produk gluten free bisa bikin ramping. Apa benar begitu?
Banyak selebriti dunia dan atlet yang menghindari makanan ber-gluten untuk menjaga berat badannya serta untuk meningkatkan performa fisik. Hal ini semakin menanamkan asumsi yang bisa saja keliru pada publik tentang peran gluten bagi kesehatan. Karena sebanyak 75% konsumen produk “gluten free” yang tidak memiliki penyakit penyerta percaya bahwa makanan bebas gluten lebih sehat dibandingkan produk lainnya.
Namun apakah benar makanan bebas gluten membawa banyak manfaat bagi kesehatan manusia, terutama akan fungsinya dalam menurunkan berat badan?
Daftar Isi artikel
Mengenal Kandungan Gluten pada Makanan
Gluten merupakan salah satu jenis protein yang terkandung alami di dalam makanan seperti gandum, barley, dan makanan yang diproses seperti pasta, mie, roti, biskuit dan sereal.
Pada orang yang menderita celiac disease maupun nonceliac gluten sensitivity (NCGS) penerapan diet bebas gluten perlu dilakukan karena konsumsi gluten dari gandum dan produknya menyebabkan kerusakan pada vili usus kecil. Kerusakan ini mengakibatkan nutrisi tidak dapat diserap sepenuhnya sehingga keluhan seperti sakit perut, diare, kembung, bahkan penurunan berat badan dapat terjadi.
Namun bagi orang tanpa kondisi kesehatan tersebut konsumsi makanan bebas gluten justru cenderung merugikan karena hampir semua makanan yang bebas gluten rendah akan kandungan protein, zinc, dan potasium. Tidak hanya itu, kebanyakan makanan bebas gluten juga dua kali lipat (242%) lebih mahal daripada produk biasa.
Apakah Gluten Berpengaruh pada Perubahan Berat Badan?
Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa makanan bebas gluten dapat berperan dalam menurunkan berat badan pada orang tanpa penyakit celiac disease maupun nonceliac gluten sensitivity (NCGS).
Sebaliknya, gluten justru bermanfaat pada individu yang mengalami dislipidemia (kondisi dimana kadar lemak dalam darah tidak normal) tanpa penyakit celiac dalam menurunkan kadar trigliserida, yakni salah satu jenis lemak dalam darah yang berasal dari makanan, terutama mentega, minyak, dan makanan berlemak lainnya, sebesar 13% dalam 2 minggu.
Selain itu, gluten pada gandum juga berperan dalam menurunkan tekanan darah karena kandungan seratnya yang tinggi.
Dalam hal ini, penting untuk dicatat bahwa makanan bebas gluten tidak berarti lebih sehat dan bernutrisi, bahkan beberapa produk bebas gluten sebenarnya memiliki kandungan lemak dan nilai energi yang lebih besar. Sebagai contoh sebuah apel dan biskuit “gluten free” sama-sama bebas akan kandungan gluten, namun kandungan nutrisinya jelas beda sama sekali. Produk tersebut seringkali tinggi gula dan lemak, membuatnya jadi padat akan kalori.
Terlepas dari klaim kesehatan pada makanan yang bebas gluten dan semakin maraknya produk “gluten free” yang dijual dipasaran, tidak ada bukti eksperimental yang mendukung bahwa makanan bebas gluten lebih bermanfaat bagi populasi umum (orang tanpa penyakit celiac atau sensitivitas gluten).
Faktanya, makanan yang mengandung gluten justru memberikan beberapa manfaat kesehatan dan penghindarannya tidak dibenarkan pada individu yang sehat karena menghapus gluten sepenuhnya dari pola makanmu memungkinkan kita untuk tidak dapat memenuhi kebutuhan serta, vitamin, dan nutrisi lainnya secara keseluruhan.
Mia DiGeronimo, seorang ahli gizi mengatakan, “Apabila kamu ingin menurunkan berat badan, keluarkan lebih banyak kalori atau energi daripada yang kamu konsumsi, bukan dengan menghindari gluten”.
Makanan yang gluten free boleh dikonsumsi, tapi tetap kontrol asupan dan olahraga merupakan komponen penting dari manajemen berat badan dan gaya hidup sehat. Jika menginginkan bantuan yang lebih spesifik untuk menurunkan berat badan, manfaatkanlah fitur GGL untuk membantu mengatur pola makan.