Produk Berlabel Low Fat, Sehatkah Buat Diet?

Ada banyak produk makanan berlabel rendah lemak atau low fat pada kemasannya. Dengan adanya label ini, kebanyakan orang lalu menyangka bahwa makanan atau minuman tersebut sudah pasti sehat. Karena sedikit kandungan lemaknya, bagi yang sedang diet, ini terdengar seperti kabar baik.

Tapi, apa benar label makanan rendah lemak ini berarti produk makanan tersebut sehat? Sebelum terjebak dengan klaim rendah lemak, ini beberapa hal yang perlu kita ketahui.

Apa Maksud Label Low Fat?

Mulai dari sereal, susu, yoghurt, biskuit, dan masih banyak lagi produk makanan berlabel rendah lemak. Ini yang perlu kita ketahui dulu, apa sebenarnya arti dari label ini pada makanan kemasan. Selain label  rendah lemak, sebenarnya ada label lainnya juga. Ada label fat-free (bebas lemak), light, dan reduced-fat (kurang lemak).

Label low fat berarti produk makanan tersebut hanya memiliki kandungan lemak sebanyak 3 gram atau kurang untuk setiap porsi sajian. Lalu untuk label fat-free artinya produk tersebut hanya memiliki 0,5 gram lemak per porsi sajian. Label light berarti produk makanan dalam kemasan tersebut telah mengurangi hingga 50% kandungan lemaknya. Terakhir, label reduced-fat berarti produk sudah mengurangi sekitar 25% kandungan lemak.

Dengan kata lain, sekalipun ada label rendah lemak di sana, produk tersebut sebenarnya masih memiliki kandungan lemak walau hanya sedikit. Label rendah lemak ini juga disiasati oleh produsen makanan. Salah satu triknya adalah menyertakan porsi sekali makan yang sangat kecil. Tentu saja kandungan lemaknya akan lebih rendah juga. Kalau kita makan lebih dari porsi yang disarankan maka lemak yang dikonsumsi jadi bertambah.

Makanan Berlabel Low Fat Mengandung Kalori Lebih Tinggi

Sebaiknya tidak hanya label rendah lemak saja yang jadi patokan membeli produk makanan atau minuman. Kita juga perlu memeriksa label informasi nilai gizi produk tersebut. Saat melakukan ini, kita pasti sadar akan satu hal. Sekalipun kandungan lemak dikurangi, tapi ada banyak bahan lainnya yang ditambahkan di dalam produk. Terutama gula atau garam dalam jumlah tinggi.

Alasan utama terdapat bahan-bahan tambahan lain adalah untuk menghadirkan rasa enak pada produk tersebut. Karena saat mengurangi lemak, yang terjadi adalah produk tersebut tidak memiliki rasa senikmat aslinya. Demi menghadirkan produk rendah lemak tapi tetap enak, maka ditambahkan gula, garam, hingga pati untuk mempertahankan cita rasa produk.

Sayangnya, makin banyak bahan tambahan, tentu makin tinggi pula kandungan kalori produk makanan tersebut. Tidak hanya itu, makanan rendah lemak umumnya tidak memuaskan. Ujung-ujungnya akan membuat kita mengonsumsi lebih banyak sambil berpikir, “aman kok, ini kan rendah lemak”. Padahal makan lebih banyak, maka lebih banyak pula kalori yang masuk ke tubuh.

Lemak Baik Jauh Lebih Sehat

Jadi, daripada pusing-pusing soal banyak atau sedikitnya lemak, lebih baik fokus ke jenis lemak yang dikonsumsi. Karena ada juga lemak baik yang dibutuhkan tubuh sebagai salah satu dari tiga makronutrien. Lemak baik ini termasuk lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Sementara untuk konsumsi lemak jenuh, sebaiknya tidak lebih dari 6% dari total asupan kalori harian.

Lemak baik ini bisa kita dapat dengan mengonsumsi ikan, terutama tuna atau salmon. Selain itu, potongan daging tanpa lemak, alpukat, kacang dan biji-bijian, atau kelapa juga bisa jadi pilihan.

Sebisa mungkin hindari makanan kemasan sekalipun ada label makanan rendah lemak. Kalaupun terpaksa mengonsumsi makanan kemasan, wajib memeriksa informasi nilai gizinya. Sesuaikan dengan kebutuhan kalori harian kita juga.

Daripada bingung mencari-cari produk rendah lemak dan malah berakhir dengan mengonsumsi terlalu banyak dan menambah asupan kalori, sebaiknya berfokus ke hal yang lebih penting. Yakni berfokus untuk makan nutrisi lengkap dari makanan “asli” alias makanan utuh. Dengan begini kita masih bisa mendapat manfaat dari makanan yang mengandung lemak baik.

Kalau ingin defisit kalori dan menurunkan berat badan, mengonsumsi produk olahan rendah lemak bukanlah solusi. Sebaiknya atur porsi dan menjaga pola makan. Lalu pakai aplikasi GGL untuk menghitung asupan kalori harian kita. Cara ini jauh lebih baik.

1

Share
GGL
© 2024 GGL